Story Story - Roman Kelinci

*Ket: Kanan : Spike
         Kiri : Alm. Fifi

Ini adalah real story tentang kisah cinta seekor kelinci jantan. Gue panggil dia SPIKE ( kayak nama anjing!). Gue pengen banget cerita ini dibuku-in, karena ceritanya bener-bener menyentuh dan menurut gue, pengalaman ini tuh langka banget.



Jadi begini ceritanya. Spike tinggal bersama adiknya, sekaligus istri pertamanya (lhooo?!?), gue manggilnya FIFI (klo ada yang brnama sama jangan tersinggung :p). Mereka hidup bersama sama setahun. Sudah beberapa kali Fifi hamil dibuat Spike. Sehingga Fifi terlalu lelah dan meninggal. Kehilangan Fifi adalah hal yang berat bagi Spike. Jadi dia harus duda (sementara).

Suatu hari, tetangga gue punya kelinci yang bernasib sama seperti Spike. Hanya saja kelinci betina. Untuk menghilangkan rasa kehilangannya, gue kenalin Spike ama kelinci tetangga itu. Kata tetangga gue, namanya Susi ( Indonesian Name!!). Rumah gue ama tetangga gue dua rumah-an lah. Awalnya mereka malu - malu dan saling menyerang. Tiba - tiba mereka jatuuuh,,,,, jatuh dari lobang. Yah jatuh cinta maksud gue, hehe. Setiap hari, gue harus nganter jemput Spike ke rumah Susi. Haduuh kok malah majikannya yang repot!. Tak lama kemudian, gue nyari - nyari Spike di rumah gue. Nggak tahunya Spike pergi sendiri ke rumah Susi. Gue langsung kaget. Waaah, udah ada ikatan batin nih,.. hahaha :))

Namun, seminggu kemudian, gue dapat kabar dari tetangga gue alias majikan Susi, katanya Susi melahirkan diri.. Eh maksud gue melarikan diri. Tiba - tiba dia hilang aja. Waduh, kalau Spike dengar ini pasti dia sakit hati *emang Spike ngerti apa!?

Suatu malam, hujan turun deras. Saat waktu makan malam bagi Spike, Spike tidak kelihatan. Gue cari di bawah meja, di bawah kasur, di gudang, dimanapun. Tapi nggak ketemu. Gue cari - cari di halaman depan rumah pun nggak ada. Dengan muka bingung, gue ambil payung dan mencarinya ke rumah tetangga. Ternyata dia ada di sana. Menunggu di bawah hujan. Di tempat dimana ia bermain bersama Susi. Gue kejar Spike, dia terus mengelak.Hujan semakin deras. Gue lempar payung gue sampe kena adek gue ( maaf dek! ) dan gue kejar. Majikan Susi pun ikut membantu gue. Lima belas menit kemudian, Spike sudah ditangan. Gue pamit ke majikannya Susi. Di perjalanan pulang, gue berpikir, kasian banget sih Spike. Dia nunggu Susi, meski hujan lebat, meski Susi tak kunjung datang. Gue salut sama kesetiaan Spike. Ternyata binatang juga memiliki hati 'sedikit' seperti manusia.